Suwun mas bro mbak sist

Jumat, 04 Februari 2011

Tekanan? Hal lumrah,,,, always put a positive mental attitude

Tekanan hidup menjadi hal yang lumrah diderita oleh entitas hidup (baca: manusia), sebagai interaksi dia dengan lingkungannya. Hanya saja, besar tekanan hidup tiap manusia menjadi berbeda. Tergantung kerumitan interaksi itu sendiri, yang menghasilkan gaya berbeda yang diberikan pada dirinya. Dan dalam konteks ini, manusia seringkali tidak mampu mengendalikan lingkungannya untuk memberikan gaya untuk dirinya. Banyak variabel pada lingkungan yang tidak bisa dikontrol. Bisa jadi karena variabel itu diluar lingkaran pengaruh atau kekuasaan manusia yang bersangkutan.

Jadi satu-satunya cara untuk membuat tekanan itu kecil adalah memperluas luas penampang. Karena variabel ini ada pada diri obyek, pada diri kita. Penampang untuk menerima tekanan bisa jadi berasal dari kemampuan fisik kita, fisik yang bugar akan membuat tubuh kita lebih mampu menahan gaya luar tadi. Hidup sehat akan menjaga tubuh memiliki kemampuan untuk membuat nilai tekanan jadi rendah.  Tidak mudah memang, memerlukan disiplin tinggi untuk menjaganya tetap bugar.

Penampang bisa berarti kekuatan pikiran, pengetahuan yang dimiliki atau skill yang diasah. Semakin dikembangkan kekuatan pikiran ini, semakin luas penampang manusia itu. Hal ini juga tidak mudah, tapi bisa diupayakan. Caranya terus menjaga pikiran untuk tetap terbuka terhadap pengetahuan baru. Haus belajar. Kembali membutuhkan disiplin, plus sikap rendah hati yang luar biasa.

Masih banyak variabel yang berasal dari faktor manusia tadi. Cukup kah. Ternyata belum. Karena semua faktor tadi masih lah terikat ruang-waktu karena bersandar pada potensi manusia yang bergantung ruang-waktu. Dengan kata lain, memiliki batasannya.

Untuk itu, perlu menambahkan dalam variabel-variabel penampang yang ada tadi, sebuah variabel yang dapat bernilai tak hingga. Dan itu hnya bisa dilakukan dengan meletakkannya pada dimensi di luar ruang-waktu itu sendiri. Nilai-nilai spiritualitas. Dari sekian banyak nilai-nilai spritualitas tadi, ada satu yang menarik. Kepasrahan total pada Pencipta, pada sang Maha Perkasa. Mudah diucapkan, tapi sulit dilakukan, butuh laku spiritual yang tidak mudah karena seringkali malah harus mencopot nilai-nilai kotor yang melekat dalam kemanusiaan itu sendiri. Nilai kotor yang sudah terlanjur akrab dalam perjalanan kita sebagai manusia.

Kepasrahan, dapat dilatih dengan membangkitkan kesadaran bahwa semua kehebatan manusia kita sebenarnya tidak bernilai. Kesadaran ini menghancurkan ke-aku-an yang sering terbentuk karena kesombongan manusia. "Kita sebenarnya tidak mampu, tapi dimampukan olehNya.." Begitu kata sahabat saya ini.

Kepasrahan padaNya. Bukan berarti tidak ada usaha untuk memperbesar penampang pada kemanusiaan kita. Justru disiplin pasrah inilah, sumber energi tak terhingga untuk terus berlatih dan berdoa agar menjadi manusia yang dimampukanNya. Manusia yang selalu mampu keluar dari tekanan hidupnya, menjadi terus kuat dalam tempaan tadi, dan selalu  berada dalam jalan kemenangan.

Tidak ada komentar: